Selasa, 30 Agustus 2011

@ PN & KNL

Menyambung tulisan Perubahan Organisasi Piutang Negara, sekaligus mewujudkan satu langkah yang disebutkan dalam tulisan tersebut, blog yang semula bernama Klinik Piutang Negara ini, diubah menjadi @ PN & KNL (baca: at Pe-eN dan Ka-eN-eL, yang berarti: pada Direktorat Piutang Negara dan Kekayaan Negara Lain-lain) plus tambahan kalimat "Tulisan seputar Piutang Negara dan Kekayaan Negara Lain-lain". Yah, secara, nama Direktoratnya 'kan sudah berganti dari Direktorat Piutang Negara menjadi Direktorat Piutang Negara dan Kekayaan Negara Lain-lain sehingga diperlukan penyesuaian supaya tugas dan fungsi kekayaan negara lain-lain juga dapat dituliskan dan dibahas dalam blog ini.


Sebagaimana namanya "Kekayaan Negara Lain-lain", yaa...isinya campur-campur, tidak sespesifik Piutang Negara yang menangani beragam permasalahan terkait piutang negara, yang apa pun permasalahannya, jenis asetnya tetap piutang. Dalam fungsi kekayaan negara lain-lain, ditemukan penanganan ragam permasalahan berbagai jenis aset, dari yang berbentuk kas, piutang, surat berharga, serta aset tetap yang belum dapat dikelompokkan dengan aset sejenisnya.


Jika dianalogikan dengan neraca Pemerintah sebagai berikut:




aset negara yang ditangani fungsi kekayaan negara lain-lain sebagian besar disajikan pada akun Aset Lainnya. Untuk detilnya, Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP) Tahun 2010 sudah dapat diunduh dan dari LKPP tersebut kita dapat mengetahui aset atau harta apa saja yang dimiliki oleh Pemerintah Pusat dan berapa nilainya.

"Sebagian besar disajikan pada akun Aset Lainnya"? Ya.
Ini juga berarti, ada kekayaan negara lain-lain yang disajikan pada akun yang lain. Sebagai contoh, Piutang pada Bank Dalam Likuidasi sudah disajikan pada kelompok akun Piutang.

Tetapi, bukankah tadi disebutkan bahwa dalam kekayaan negara lain-lain "...belum dapat dikelompokkan dengan aset sejenisnya"? Lalu mengapa Piutang pada Bank Dalam Likuidasi sudah dapat dikelompokkan dengan sejenisnya?

Tidak tahu bagaimana mulanya, hingga saat ini masih belum diketahui latar belakang penyajian tersebut. Diskursus mengenai hal ini dibicarakan sekali-sekali mengingat penguasaan tentang akuntansi pemerintah demikian langka di unit kami. Yang menjadi fokus adalah, upaya penanganan terbaik atas aset tersebut mengingat meskipun namanya Bank Dalam Likuidasi sehingga seluruh asetnya menjadi milik negara, tetapi belum 100% dikuasai oleh negara, serupa dengan aset yang ditangani oleh fungsi kekayaan negara lain-lain.


Selain Piutang pada Bank Dalam Likuidasi, jenis aset yang ditangani fungsi kekayaan negara lain-lain di antaranya adalah:
- aset Kontraktor Kontrak Kerja Sama;
- aset bekas milik asing/Cina;
- barang tegahan Ditjen Bea dan Cukai;     
- barang muatan kapal tenggelam;
- barang rampasan; 
- aset eks Badan Penyehatan Perbankan Nasional; dan
- aset eks kelolaan PT Perusahaan Pengelola Aset.


Hmmm...itu jenis aset apa yaa?

Sedikit bocoran, misalkan aset Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) merupakan aset Pemerintah Pusat yang dikuasai oleh perusahaan KKKS, seperti perusahaan minyak bumi Conoco Phillips. Aset yang berbentuk seperti apa sih, milik negara tetapi dikuasai perusahaan minyak bumi itu? Mengapa bisa jadi begitu? Ada berapa banyak dan berapa nilainya? ....dan sederet pertanyaan lainnya tidak mungkin dijabarkan dalam satu tulisan ini.


Kalau pada tulisan Mengapa Blog Ini Dibangun disebutkan bahwa "...kita coba minta yang ahlinya ikut menulis", maka kali ini diubah menjadi: siapa saja yang tahu, mau menulis, dan tidak keberatan dipublikasikan.
Perubahan ini terjadi setelah menelaah buku Menuju Budaya Menulis: Suatu Bunga Rampai yang dieditori oleh Pangesti Wiedarti, Ph.D. yang berisi tulisan di antaranya sebagai berikut.

Wagiran dalam tulisan yang berjudul Implementasi Life Skills dalam Pembelajaran Menulis menyatakan bahwa menulis sebagai salah satu kemampuan yang diajarkan merupakan kegiatan yang sulit bagi banyak orang. 
Siti Maslakhah dalam tulisan yang berjudul Menulis Tidak Semudah Membaca menyebutkan bahwa keterampilan menulis sebagai salah satu dari empat keterampilan berbahasa mempunyai peranan yang penting dalam kehidupan manusia. Meskipun pembelajaran menulis ini sudah diberikan sejak SMP, ternyata masih banyak yang mengeluhkan betapa sulitnya menulis atau mengarang. Kesulitan menulis di antaranya bersumber dari kepribadian, di antaranya malas untuk memulai menulis, takut atau khawatir hasil tulisannya tidak bagus, dan tidak mempunyai kepercayaan diri bahwa dia mampu membuat tulisan bagus. 
Aprinus Salam dalam tulisan yang berjudul Praktik dan Problem Menulis di Indonesia menguraikan tentang kuatnya budaya lisan dalam masyarakat Indonesia. Sejauh yang dapat diamati, kebudayaan tulis-menulis di Indonesia masih didominasi oleh praktik budaya lisan. Hal ini berkaitan dengan proses sejarah kebudayaan bangsa Indonesia itu sendiri, dan dalam banyak hal didukung atau bahkan berimplikasi dalam praktik-praktik lain seperti praktik dalam bidang ekonomi,..., atau secara umum bagaimana masyarakat mengatasi persoalan hidupnya.
(Mungkin tulisan belakangan inilah yang dapat menjadi jawaban mengapa chatting dan social networking lebih dipihaki banyak orang meskipun terkadang menimbulkan ketidaktenteraman dari hasil update berita terkini itu.)


Kembali ke tema utama, yaitu Piutang Negara dan Kekayaan Negara Lain-lain...disimpulkan bahwa:

  • Fungsi Piutang Negara menangani beragam permasalahan di bidang Piutang Negara;
  • Fungsi Kekayaan Negara Lain-lain menangani beragam permasalahan di beragam jenis aset yang belum dapat dikelompokkan ke jenis aset yang bersesuaian.


Sejak awal pembangunan blog, diniatkan agar setidaknya satu kali dalam sebulan ada tulisan yang bisa di-upload. Maka, di ujung bulan Agustus 2011 tetap diupayakan dapat meng-upload satu tulisan sambil mencicipi ketupat yang seharusnya dimakan besok, di hari Lebaran. Then, izinkan kami mengucapkan:

Ja'alanaLlaahu wa iyyaakum Minal 'Aaidiin wal Faaiziien

  Just stay tune!



Salam,


@ PN & KNL